Hai Climber! Tua tua keladi, makin tua makin jadi. Julukan ini melekat pada atlet panjat tebing kelahiran Gresik, 30 juli 1985 Abudzar Yulianto. Meski usia tak lagi muda, hal itu tak menghalangi ia untuk terus eng prestasi.
Salah satunya raihan medali emas dalam ajang Kia World X Games 2008 di Shanghai, China. Medali ini merupakan emas pertama bagi Abudzar dalam kejuaraan internasional. Selain itu, atlet yang mempersembahkan emas Asian Games 2018 untuk sang ibunda ini juga mengantongi banyak prestasi.
SEA Games 2011, Palembang
Dalam kejuaraan ini, Abudzar mampu menyabet emas speed track perorangan putra. Cabang olahraga panjat tebing yang dipertandingkan dalam SEA Games XXVI menjadi saksi kecepatan Abudzar Yulianto dalam mengalahkan papan panjat.
Dalam kejuaraan yang di gelar di kompleks Jakabaring, Palembang pada November 2011 ini, Abudzar berhasil meraih medali emas dalam nomor speed track putra dengan catatan waktu 8,65 detik.
Abudzar berhasil mengungguli atlet asal vietnam Thanh Nhien Phan dengan catatan waktu 11,37 detik. Sementara, medali perunggu diraih atlet Singapura, Weng Khit Adriel Choo.
Asian Championship 2015, Ningbo, China
Ajang Asian Championship 2015 yang digelar di Ningbo, China juga menjadi saksi ketangguhan Abudzar Yulianto. Bersama Galar Pandu Asmoro dan Aspar Jaelolo, Abudzar berhasil meraih medali emas dalam nomor speed relay putra.
Tim Indonesia berhasil mengungguli tim China yang terdiri dari Li Guangdong, Ou Zhiyong, dan Zhong Qixin yang harus puas menempati posisi kedua.
Sementara, posisi ketiga diraih tim Korea Selatan yang terdiri dari Chae Sung Joon, Cho Seung Woon, dan Kim Hyun Jae.
Asian Games 2018, Palembang, Indonesia
Abudzar kembali mempersembahkan medali emas bagi Indonesia dari nomor speed relay putra Asian Games 2018.
Bersama Rindi Sufriyanto dan M. Hinayah, Abudzar dalam Tim Indonesia 2, berhasil menjadi yang tercepat setelah sebelumnya terjadi all Indonesia final.
Di babak final, Tim Indonesia 2 melawan Tim Indonesia 1 yang terdiri dari Aspar Jaelolo, Alfian M Fajri, dan Sabri. Kemenangan diraih Indonesia 2 dengan catatan waktu 18, 68 detik. Sementara, Indonesia 1 mengalami fall.
Medali perunggu di raih tim China 2 setelah mengalahkan tim China 1 yang juga mengalami fall.
Menjadi idola dan kini harus berlatih bersama atlet-atlet muda yang dulu mengidolakannya tak membuat Abudzar berkecil hati
Ia justru bangga. Bersama para atlet muda cabang olah raga panjat tebing, Abudzar justru ingin berjuang bersama untuk satu tujuan yang sama yaitu menorehkan prestasi terbaik bagi Indonesia.








