Hi Climber, 23 Agustus 2018 menjadi salah satu hari paling bersejarah bagi panjat tebing Indonesia. Untuk pertama kalinya cabang olah raga panjat tebing menyumbangkan medali emas dalam perhelatan bergengsi yang diikuti oleh 45 negara di Asia, yakni Asian Games 2018.
Aries Susanti Rahayu menjadi atlet yang mempersembahkan emas pertama dari nomer speed world record putri setelah terjadi all Indonesian final.

Dalam ajang asian games 2018, Aries Susanti Rahayu harus beradu cepat dengan rekan setimnya Puji Lestari dan menorehkan catatan waktu 7,61 detik. Sementara Puji mencatatkan waktu 7,98 detik.
Adapun medali perunggu direbut atlet panjat tebing asal China He Cuilian. Medali itu ia raih setelah mengalahkan rekan senegaranya Song Yiling dengan catatan waktu 7,97 detik.
Meski catatan waktu yang ditorehkan Aries masih di bawah catatan waktu saat mengikuti kejuaraan dunia di Chongqing, China, namun raihan medali emas Asian Games 2018 ini terasa begitu istimewa.
Atlet dengan julukan spiderwoman ini menyebut emas yang diraihnya kali ini lebih bergengsi daripada gelar kejuaraan dunia lain karena diperoleh saat berlaga di rumah sendiri.
Tak hanya itu, meski berstatus atlet unggulan bukan berarti perjuangan gadis kelahiran 15 maret 1995 ini menjadi mudah. Saat bertemu atlet dari China He Cuilian di babak semifinal, aries unggul tipis hanya 0,1 detik di atas lawannya.
Meski baru pertama kali dipertandingan di ajang Asian Games, Federasi Panjat Tebing Indonesia sejak awal memang telah memasang target tinggi. Dalam kejuaraan panjat tebing yang berlangsung di arena panjat tebing Jakabaring Sport City Palembang, para atlet kebanggan Indonesia ini diharapkan minimal mendapatkan 2 emas untuk speed beregu putra dan putri.
Persiapan Atlet
Berbagai persiapan matang juga telah dijalani para atlet panjat tebing sebelum bertanding. Selain melakoni pelatnas di Jogjakarta, para atlet juga menjalani sesi latihan di luar negeri.
Para atlet panjat tebing nomor speed bertolak ke Rusia untuk mengikuti kejuaraan dunia di Moskow dan mengikuti training camp di Tyumen. Dari Tyumen, Rusia, mereka bertolak ke China untuk mengikuti kejuaraan dunia di Chongqing dan Tai’an.








