“Tinggi sekali wallnya, kakak” ujar salah satu Climber FPTI Papua kepada managernya ketika pertama kali melihat speed wall.
Berbekal modal pribadi, 4 atlet bersama manager, pelatih, dan salah satu orang tua peserta ikut serta pada Festival Panjat Tebing Anak Nusantara 2022. Empat belas jam perjalanan rela mereka tempuh demi menggapai pengalaman baru. Sesampainya di Pulau Jawa, kontingen Papua menyempatkan singgah ke Solo untuk melakukan sparing. “Saya ingin mereka lihat dan pegang wall spesifikasi kompetisi dulu sebelum acara” ungkap Lisa, manager tim FPTI Papua. Benar saja, mereka kaget melihat perbedaan tinggi wall boulder dan speed.

Fasilitas yang tersedia di tempat berlatih hanyalah wall boulder. “Sebenarnya ada (wall speed) yang dipakai untuk PON. Tapi itu di Timika. Sementara yang tinggal di Jayapura, Ia belum pernah ke sana. Jadi di sinilah pertama kali lihat dan merasakan wall speed secara langsung.” Tentu, awalnya rasa takut muncul. Namun ketika giliran bertanding tiba, semangat terpancar dari dirinya. Mereka pun semakin tergerak berlatih lebih keras.
Peserta tim FPTI Papua terbilang masih baru. Mereka baru saja berlatih setelah PON XX usai. Sehingga, sama sekali belum memiliki pengalaman berkompetisi. Di Festival Panjat Tebing Anak Nusantara, Lisa memang tidak menargetkan juara. Ia hanya ingin Napolion, Maria, Matias, dan Ryozo punya pengalaman lebih dark sekadar latihan biasanya. Sekaligus, berpartisipasi pada FAN menjadi salah satu persiapan menuju Kejurnas KU tahun ini.

Tak disangka, Napolion berhasil melaju hingga babak final 16 besar nomor Speed putra. Climber asal Jayapura ini mengaku kaget sekaligus senang. Ini merupakan pencapaian yang berarti baginya yang baru pertama kali menyentuh papan tinggi.
Selesainya Festival Panjat Tebing Anak Nusantara, tim FPTI Papua akan tinggal beberapa waktu agar Climber Kids masih dapat melanjutkan latihan bersama teman-teman baru dan dengan fasilitas yang lebih memadai.








