Hai Climber, siapa sangka keisengan bisa berbuah menjadi sebuah prestasi kalau ditekuni. Setidaknya pengalaman itulah yang dirasakan Sabri, atlet panjat tebing kelahiran Nunukan, Kalimantan Utara ini. Berawal dari iseng berlatih panjat tebing, ia justru mampu menorehkan banyak prestasi untuk Indonesia.
Asian Youth Championship tahun 2011 di Singapura dan Asian Youth Championship 2013 di Surabaya adalah dua dari sederet kejuaraan internasional yang telah diikuti oleh atlet panjat tebing yang satu ini. Dalam dua kali kejuaraan di tingkat Asia ini Sabri berhasil mempersembahkan dua medali emas dari ketegori speed junior. Ia pun menyisihkan para pesaing tangguh dari berbagai negara.
Awalnya Sabri sekadar iseng mengenal olahraga panjat tebing saat berusia 12 tahun. Namun, tak disangka berkat olahraga ekstrem ini, Sabri justru sukses mengharumkan nama Indonesia.
Sebut saja Asian Championship 2017 di Tehran, Iran. Ajang ini menjadi saksi kecepatan Ssabri dalam mengalahkan papan panjat. Bersama tim Indonesia A yang terdiri dari Aspar Jaeololo dan Rindi Sufriyanto, Sabri sukses menjadi yang tercepat dalam nomor speed relay putra. Sabri dan kawan-kawan berhasil mengalahkan tim favorit tuan rumah dengan catatan waktu 18,95 detik.
Dalam ajang itu, Ehsan Asrar, Mohammad Reza Ehteshamnia, dan Hamid Reza Touzandeh harus mengakui ketangguhan Sabri dan kawan-kawan. Kemenangan Sabri dkk pun memupus harapan tim tuan rumah yang selalu menunjukkan catatan waktu terbaik sejak babak awal hingga semi final.
Sementara, tim Indonesia B yang terdiri dari Muhammad Hinayah, Pangeran Septo Wibowo Siburian, dan Abudzar Yulianto berhasil meraih perunggu setelah mengalahkan tim Iran B pada perebutan tempat ketiga.
Climber! Impian Sabri untuk kembali meraih emas di tahun 2018 terpaksa harus pupus. Meski atlet kelahiran 23 Juni 1995 ini telah mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Dalam Asian Championship 2018 di Kurayoshi, Jepang Sabri harus mengakui kecepatan rekan senegaranya Alfian M Fajri dengan selisih waktu yang sangat tipis yaitu hanya 0,003 detik saja.
Dalam nomor speed world record putra Alfian berhasil meraih posisi pertama dengan catatan waktu 5,883 detik. Sementara Sabri menempati posisi kedua dengan catatan waktu 5,886 detik.
Sementara dalam Asian Games 2018 yang digelar di Jakabaring Sport City, Palembang Sabri kembali mempersembahkan medali perak untuk Indonesia.
Bersama Aspar Jaelolo dan Pangeran Septo Wibowo Siburian dalam tim Indonesia 1, Sabri dan kawan-kawan berhasil meraih posisi kedua. Setelah beradu cepat dengan tim Indonesia 2 yang terdiri dari Muhammad Hinayah, Rindi Sufriyanto dan Abudzar Yulianto.
Sabri dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan tim Indonesia 2 akibat false start.
Pada tahun 2019 Sabri kembali meraih medali emas dalam ajang Asian Championship yang digelar di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat.
Tim Indonesia A yang terdiri dari Sabri, Rahmad Adi Mulyono, dan Fatchur Roji berhasil mengalahkan tim Indonesia B yang terdiri dari Kiromal Katibin, Veddriq Leonardo, dan Zaenal Aripin di nomor speed relay putra.
Tim Indonesia A sukses menempati posisi pertama dengan catatan waktu 23,492 detik. Sementara tim Indonesia B harus puas dengan medali perak akibat mengalami fall.
Tim Kazakstan A yang terdiri dari Maimuratov Amir, Khaibulin Rishat, dan Kostyukov Roman meski berhasil mencatatkan waktu lebih cepat yaitu 20,980 detik harus puas menempati posisi ketiga dan pulang membawa medali perunggu.
Climber! Kehidupan yang sederhana yang ia jalani di Kalimantan Utara membuat Sabri bertekad untuk mengubah nasib keluarga. Iapun berjuang keras melalui jalur olah raga panjat tebing. Setiap tetes peluhnya dipersembahkan untuk orang tua dan adik-adiknya.
Peraih medali emas di nomor speed record perorangan putra pada PON 2012 di Riau ini bahkan rela tak kuliah agar adik-adiknya bisa bersekolah dan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.







