PROFIL | Kerja Keras Veddriq Leonardo! Dari Sepatu Panjat Pinjaman Hingga Pecah Rekor Dunia!

PROFILE - Kerja Keras Veddriq Leonardo! Dari Sepatu Panjat Pinjaman Hingga Pecah Rekor Dunia

Hai Climber!
Nama Veddriq Leonardo kini tengah menjadi perbincangan, setelah sukses memecahkan rekor dunia untuk nomor speed world record putra.

Tak hanya pecah rekor, atlet kelahiran Pontianak ini, sekaligus menggondol medali emas untuk nomor yang sama dalam IFSC World Cup di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, pada tanggal 29 Mei 2021.

Dan hanya berselang satu bulan kemudian Veddriq kembali mengukir prestasi gemilang. Veddriq berhasil menjadi yang tercepat dan meraih emas untuk nomor speed world record putra dalam IFSC Climbing World Cup yang di gelar di Villars, Swiss, pada tanggal 3 Juli 2021.

Veddriq berhasil unggul saat bertanding melawan atlet andalan Rusia, Dmitrii Timofeev dengan catatan waktu 5,329 detik berbanding 7,35 detik!

Tak banyak yang tahu, saat awal mula berlatih panjat tebing Veddriq terpaksa berlatih dengan sepatu panjat pinjaman. Meski demikian, langkah Veddriq untuk menekuni dunia panjat tebing tak surut.

Bagaimana kerja keras Veddriq Leonardo hingga kini ia dijuluki Spiderman dari Indonesia. Berikut rangkuman Planet Climber!

Berlatih dengan Sepatu Panjat Pinjaman Saat SMA

Pertama kali mengenal olah raga panjat tebing di bangku SMA, Veddriq mengaku langsung jatuh cinta. Meski harus berlatih dengan fasilitas seadanya tak menjadi halangan bagi Veddriq untuk menekuni olah raga ekstrim yang satu ini.

Meski saat itu belum mampu membeli sepatu panjat, Veddriq tetap tekun berlatih. Ia tak berkecil hati walau setiap latihan, harus meminjam sepatu panjat dari seorang atlet senior di kotanya.

Berbagai ajang kejuaraan di tingkat daerah Ia ikuti, untuk mengasah kemampuannya. Sambil berlatih, Veddriq rutin menyisihkan uang saku yang didapat, hingga berhasil membeli sepatu panjat impiannya.

Pertama Mengikuti Kompetisi Nasional di Tahun 2014

Di tahun 2014 Veddriq mulai menjajal kompetis nasional pertamanya, meski tak berhasil pulang membawa medali. Disiplin, konsisten dan pantang menyerah, menjadi tiga kekuatan Veddriq dalam mengejar mimpinya.

Saat itu, Ia berangan-angan. Ingin bergabung dengan tim panjat tebing nasional, agar dapat memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya.

Hingga dua tahun kemudian, Veddriq berhasil membawa pulang medali pertamanya dalam Kejurnas Kelompok Umur di tahun 2016. Sederet prestasi lainpun, diraih pria kelahiran 11 maret 1997 ini. Walaupun belum meraih medali emas di tingkat nasional, potensi Veddriq akhirnya dilirik Tim Pelatnas.

Bergabung dengan Tim Pelatnas di Tahun 2018

Bulan Januari 2018 menjadi babak baru bagi karir panjat Veddriq Leonardo. Ia akhirnya bergabung dengan Tim Pelatnas panjat tebing Indonesia, walau saat itu berstatus sebagai sparing partner para atlet panjat tebing top nasional dalam berlatih.

Bak kawah candradimuka, gemblengan di Pelatnas membuat bakat dan kemampuan Veddriq makin terasah. Dalam jangka waktu 4 bulan Veddriq secara bertahap terus memperlihatkan kemajuan. Bahkan catatan waktunya terus meningkat secara signifikan.

IFSC World Cup Series yang digelar di Moscow, Rusia di tahun 2018 menjadi debut pertamanya di kancah internasional. Dalam kompetisi ini Veddriq berhasil meraih medali perunggu untuk nomor speed world record putra.

Satu tahun kemudian, tepatnya di bulan Juli 2019, Veddriq berhasil menunjukkan kelasnya dengan meraih medali emas dalam The Belt and Road Internationa Plateau Climbing Master Tournament di China. Veddriq menjadi yang tercepat di nomor speed world record putra mengalahkan atlet tuan rumah, Oui Zhiyong dengan catatan waktu 5,60 detik!

Veddriq Catatkan waktu 5,406 Detik di Tahun 2019

Kemampuan Veddriq dalam mengalahkan papan panjat terus melesat. Di tahun yang sama Ia bahkan telah membukukan catatan waktu luar biasa. Veddriq mencatatkan waktu 5,406 detik dalam Asian Championship yang digelar di Bogor, Jawa Barat dan meraih emas.

Sayangnya meski catatan waktu Veddriq telah melampaui catatan waktu pemegang rekor dunia untuk nomor speed world record putra, perolehan ini tidak berhasil mendapat pengakuan dari International Federation Sport Climbing atau IFSC. Alasannya alat penghitung waktu yang dipakai tidak sesuai standar yang ditetapkan.

Rekor duniapun tetap dipegang Reza Alipour dari Iran dengan catatan waktu 5,48 detik! Hingga dua tahun kemudian dipecahkan berturut-turut oleh dua atlet andalan Indonesia, Kiromal Katibin dan Veddriq Leonardo.
Alle Veddriq!

Similar Posts

  • CLIMBING HISTORY | Taklukkan Jepang, Kuasai Asia

    November 2018 menjadi pembuktian tim nasional panjat tebing Indonesia. Tidak hanya jago kandang, timnas panjat tebing Indonesia mampu mendominasi kejuaraan Asian Championship 2018 yang digelar di prefektur Kurayoshi, Jepang. Indonesia menguasai seluruh podium speed dan hanya menyisakan satu untuk Song Yi Ling dari China. Planet Climber membagikan sejarah ini untuk Anda semua.

  • BEST MOMENT | Wong Kito Menggebrak Dunia

    Muhammad Hinayah terlahir dari keluarga tidak mampu. Jangankan untuk beli sepatu panjat, untuk makan pun cukup susah. Namun, semangatnya untuk mengubah nasib melalui olahraga cukup kuat. Hinayah terpilih masuk dalam Timnas Panjat Tebing Asian Games 2018. Dari sinilah hidup Hinayah, “Wong Kito” dari palembang berubah.

  • BEST MOMENT | Momen Terbaik Rajiah Salsabillah

    Rajiah Salsabillah pertama kali mengenal olah raga panjat tebing pada usia 14 tahun. Awalnya, Rajiah hanya ingin mengikuti jejak sang kakak, yang juga seorang atlet panjat tebing. Tak disangka, lewat olah raga panjat tebing, prestasi Rajiah justru bersinar. Hingga atlet kelahiran Banten ini, kini menjadi salah satu atlet panjat tebing muda andalan Indonesia. Kejuaraan Asian…

  • VIDEO | Pandemi Covid-19, Veddriq Leonardo Fokus Jaga Kebugaran

    Atlet panjat tbeing peraih medali emas nomor speed world record Asian Championship 2019 Veddriq Leonardo dipaksa berlatih boulder selama pandemi Covid-19. Barang tentu, bagi atlet asli Pontianak, Kalimantan Barat ini, sangat berat. Apalagi, selama ini atlet yang dijuluki Si Darah Dingin ini dikenal sebagai atlet spesialis speed. Namun, inilah yang terbaik bagi Veddriq untuk menjaga kebugaran mengingat dirinya tidak bisa berlatih di wall dengan leluasa akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

  • CLUB | Belajar Manjat dan Melatih Kemandirian Anak di Jogjakarta Climbing Club

    Berdiri pada tahun 2018, Jogjakarta Climbing Club merupakan salah satu klub panjat tebing yang berfokus pada pembinaan anak usia dini. Memiliki pelatih dan pembuat jalur panjat berlisensi nasional, klub ini menjadi kawah candradimuka bagi para calon pemanjat. Meski demikian, klub ini tidak semata ingin melahirkan atlet, tapi, lebih dari itu, menanamkan filosofi panjat sejak dini:…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *