JCC Siap Menelurkan Pemanjat Tebing Andal

Hai Climber, di Daerah Istimewa Yogyakarta ada sebuah klub panjat tebing yang menjadi Kawah Candradimuka para pemanjat tebing. Jogjakarta Climbing Club atau disingkat JCC namanya.

Tahukah kalian, JCC diawali dari ajang kumpul-kumpul para orang tua yang dulunya adalah alumni pencinta alam.

“Nah, liat aktivitas anak-anak pencinta alam yang lagi manjat. Kita juga keluarga itu bawa anak-anak tuh. Kita lagi cerita-cerita sama temen itu, ternyata anak-anak kita juga udah lari ke wall itu, main-main di sana. Dari situlah kita lihat. Yuk, kita arahkan anak-anak kita aja ke panjat juga,” kata Pelatih JCC Sugiharto kepada Planet Climber, beberapa waktu lalu.

Setelah itu, bersama beberapa pendiri mereka memutuskan untuk serius dengan membuat klub. JCC awal mula didirikan di Sleman dan bermarkas di GOR Klebengan.

Meski demikian, JCC tidak membatasi keanggotaan hanya dari Sleman saja. JCC terbuka bagi para calon pemanjat yang berasal luar Sleman. “Dari situ banyak sekali, dari Bantul ada, dari Kulonprogo ada. Jadi kita tetap menampung semuanya,” ujar dia.

JCC didirikan dengan tujuan untuk melakukan sosialisasi tentang panjat tebing sejak dini kepada anak-anak. Selepas pesta olahraga Asian Games di Palembang 2018, banyak orang tua yang antusias untuk mengantarkan anaknya berlatih panjat tebing.

“Jadi dari situ kita juga berusaha mewadahi mereka untuk, ya minimal mereka bisa bergerak, latihan panjat tebing itu dengan gerakan yang bener,” kata dia.

Ia mengatakan di JCC anak-anak bisa berbaur bersama teman-teman baru. Anak-anak juga bisa mengenal olahraga baru dan bisa melatih motoriknya.

“Karena perkembangan usia anak segitu kan motorikknya lagi gencar-gencarnya. Apalagi laki-laki,” ungkap dia.

Hingga saat ini ada sekitar 40 anak yang tergabung di JCC baik dari yang trial maupun yang sudah mendaftar. “Tapi karena kita kan jadwalnya seminggu tiga kali, nanti yang aktif itu sekitar 20-an, 24 sampai 25 orang.”

Rentang usia anak-anak yang bergabung dengan JCC pun beragam. Pengurus JCC memang tidak membatasi usia anak yang bergabung. Mereka menampung siapa saja yang ingin belajar memanjat.

Ia mengatakan, ada anggota yang masih kecil sekali. Ia menceritakan ada juga yang berlatih pada usia 2 tahun. Namun, ketika melatih anak tersebut, tidak sembarangan. Pihak pelatih akan melihat dahulu struktur tubuh anak tersebut dan keaktifannya.

“Dia sebelum ini kita tanyakan orang tua kita pendekatan dulu. Selama ini dia olah raga apa, kesehariannya bagaimana. Jadi kita bisa tahu, ah otot ini udah kuat ini kita ajarkan untuk kita ajarkan untuk manjat. Jadi pengalaman pertama kita di tiga tahun itu udah bisa manjat, sekitar 5 sampe 10 meter,” kata dia.

Meski tak membatasi, JCC tetap memiliki rekomendasi usia anak. JCC merekomendasikan anak usia empat tahun sudah bisa mulai berlatih panjat tebing.

“Walaupun dia basicnya di rumah sudah aktif, tapi kita udah bisa ngarahkan kalau 4 tahun ke atas.”

Ia mengaku bersyukur JCC terbentuk dengan orang-orang yang memiliki kualifikasi awalnya pencinta alam. Oleh karena itu, mereka sudah mengenal peralatan, cara pemasangan, dan penggunaan.

“Tapi yang bener-bener kita mempunyai sertifikasi pelatih, terutama saya sendiri, level 1 dan ada Mbak Kardi itu di level 2, juga ada Ibu Vira itu dia sempat melatih di Aceh. Jadi bisa dibilang tiga yang fokus di panjat tebing.”

Ia mengaku JCC belum fokus membuat kurikulum karena rata-rata anak di JCC masih usia 6-12 tahun. Namun, sedari awal anak-anak tersebut sudah diajarkan mengenai pegangan. Anak-anak juga diajari bentuk pegangan, teknik dasar pijakan, dan tumpuan.

“Tapi, kalau saya sendiri sebagai juri jalur di nasional, syukur alhamdulillah, bisa memberitahukan ke anak-anak. Teknik-teknik di panjat tebing tuh banyak sebenernya. Tapi sesuai kemampuan mereka dan otot mereka jadi kita sisipkan di tiap latihan. Mereka tidak sadari tapi mereka sudah mengenal pegangan, teknik di panjat tebing itu.”

JCC memiliki tujuan untuk bisa mencetak prestasi. Karena pertama kali anak-anak datang dan mengenal JCC serta panjat tebing sudah memiliki idola.

Anak-anak itu memiliki idola sendiri misalnya Aspar Jaelolo yang merupakan pemanjat tebing andalan Indonesia. Adapun pemanjat wanita yang menjadi idola yakni si Spiderwoman Aries Susanti Rahayu.

“Karena mereka dateng itu awalnya dari ngeliat di Asian Games di Palembang itu. Jadi goalnya memang nanti kita arahnya memang ke prestasi. Tapi insyaallah di range di atas 12 tahun baru kita arahkan bener-bener,” kata dia.

Similar Posts

  • Pendaki Swiss yang Terjatuh di Rinjani Alami Patah Tulang, Berhasil Dievakuasi Via Udara

    Mataram – Benedikt Emmenegger, pendaki pria berkebangsaan Swiss yang dilaporkan mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani, akhirnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat melalui jalur udara, Rabu (16/7). Meski mengalami patah tulang, Emmenegger dipastikan dalam kondisi selamat dan kini tengah dirawat di Rumah Sakit BIMC Kuta, Denpasar, Bali. Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi selaku SAR Mission…

  • Bukan Waktunya Malas-Malasan

    Spiderwoman Aries Susanti Rahayu memiliki rutinitas sendiri selama di rumah saja karena pandemi Covid-19. Waktu di rumah saja tidak lantas ia gunakan untuk malas-malasan. Justru atlet kelahiran Grobogan, Jawa Tengah ini mengisi waktunya dengan kegiatan bermanfaat seperti berlatih menjaga kebugaran.

  • Abudzar Yulianto, Makin Tua Makin Jadi

    Hai Climber! Tua tua keladi, makin tua makin jadi. Julukan ini melekat pada atlet panjat tebing kelahiran Gresik, 30 juli 1985 Abudzar Yulianto. Meski usia tak lagi muda, hal itu tak menghalangi ia untuk terus eng prestasi. Salah satunya raihan medali emas dalam ajang Kia World X Games 2008 di Shanghai, China. Medali ini merupakan…

  • Panjat Tebing DIY Kumpulkan 1 Emas, 1 Perak di Hari Pertama Kejurnas KU Jambi

    Tim Panjat Tebing Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menurunkan 16 atlet untuk ambil bagian dalam ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panjat Tebing Kelompok Umur (KU) XVII 2023 yang digelar di Jambi, 21-27 Juli 2023. Pada penyelenggaraan hari pertama, DIY mampu menyabet 1 emas dan satu perak. Manajer tim panjat tebing DIY Amarsyah mengatakan satu medali emas dipersembahkan…

  • Kembali Banggakan Indonesia, Veddriq Raih Emas Speed Putra World Cup Villars

    Prestasi membanggakan kembali dipersembahkan atlet panjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo. Pemegang rekor dunia speed putra ini berhasil menyabet medali emas speed putra dalam IFSC Climbing World Cup Villars, Swiss, Sabtu (3/7/2021). Dalam babak final, Veddriq harus berhadapan dengan atlet Rusia Dmitrii Timofeev. Veddriq melaju kencang seolah ingin memecahkan rekornya sendiri ketika berlaga di IFSC Climbing…

  • PP FPTI Gelar Seleksi Nasional Junior

    Hai Climber, PP Federasi Panjat  Tebing Indonesia menggelar seleksi nasional (Seleknas) atlet panjat tebing junior. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 24 Oktober 2020 di Jakarta Internasional Climbing Wall Park, Cakung, Jakarta Timur. Sebelumnya Seleknas dijadwalkan terlaksana pada pertengahan September lalu, namun karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sehingga Seleknas tertunda. Sebanyak 55…

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *