Climber, Mei merupakan bulan yang istimewa dan berkesan untuk Aries Susanti. Dua tahun lalu, tepatnya 6 Mei 2018, atlet asal Grobogan, Jawa Tengah ini pertama kalinya menyandang gelar dunia. Sejak saat itulah, ia dijuluki Spiderwoman.
Gelar juara dunia pertama kali itu ia raih ketika mengikuti IFSC World Cup Chongqing, China, Minggu (6/5/2018).
Kerasnya perjuangan dan air mata yang ia keluarkan saat berlatih terbayar ketika ia menaklukkan atlet asal Rusia Elena Timoveeva. Kala itu Aries mengamankan posisinya di podium tertinggi dan menjadi juara dunia setelah menorehkan catatan waktu 7,51 detik di nomor speed world record. Sementara lawannya, Elena hanya mampu mencatatkan waktu 9,01 detik di partai final.
Momen berkibarnya bendera Merah Putih dan berkumandangnya lagu Indonesia Raya di negeri orang menjadi kebanggaan. “Itu menjadi kejuaraan yang paling berkesan karena Indonesia Raya berkumandang di negara lain,” kata dia.
Menjadi juara dunia memang menjadi salah satu impian atlet 21 Maret 1995. Ia pun ingin mengulang momen membanggakan tersebut. “Impian saya, ingin pecah rekor dunia dan juara dunia. Allah kasih juara dunia dahulu.”
Harapannya kembali terwujud dengan bonus memecahkan rekor dunia di partai final Kejuaraan Dunia IFSC Climbing Worldcup di Xiamen, China, Sabtu (19/10/2019). Aries memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu 6,995 detik di partai final ketika berhadapan dengan Yi Ling Song dari China yang hanya mampu menorehkan 9,032 detik.
Adapun rekor sebelumnya dipegang Yi Ling Song dari China dengan catatan waktu 7,101 detik.








